Anak-anak yang Hilang

Wuih, lumayan dramatis tuh judul. Sebenernya, yang Bayu mau bahas tentang dunia anak-anak kecil yang semakin pudar. Bener ga sih?!


Sebelumnya, Bayu mau cerita, kenapa bisa kepikiran buat posting dengan tema kayak gini.

Setiap pulang kampung, Bayu pasti selalu naek bis, namanya juga kendaraan umum, pasti selalu aja ada penampilan dari artis jalanan. Sayangnya, banyak banget yang pengamennya adalah anak-anak. Dan lebih sayang lagi, karena lagu-lagu yang dibawain seharusnya dibawain sama orang dewasa

Sering banget saya nanya (walaupun cuma dalem hati),
"kenapa sih nggak nyanyi lagu anak-anak aja atau lagu-lagu daerah atau lagu-lagu nasional?"
Walaupun nggak ada yang jawab, karena memang saya nggak nanya langsung, saya kira saya tau jawabannya. Kayaknya karena memang mereka udah banyak dijejali lirik-lirik bertema cinta, selingkuh, dan lainnya, yang notabenenya adalah lagu dewasa. Selain itu, mungkin mereka nggak tau kalo ada lagu anak-anak di Indonesia ini, karena mereka lahir dan besar di saat dunia anak-anak semakin pudar.

Pasti sobat-sobat tau kalo sekarang Indonesia udah nggak punya penyanyi cilik. Padahal waktu saya kecil (buat ngebandingin aja, Bayu masuk kelas 1 SD tahun 1995) acara anak-anak itu setara dengan sinetron pada zaman sekarang, maksudnya banyak banget acara yang memang bener-bener buat anak-anak. Bukan acara orang dewasa yang dikemas sedemikian rupa sehingga bisa ditonton anak-anak. Mulai dari acara yang pembawa acaranya Meisy, ada juga yang dibawain sama Chikita Meidi, terus ada juga film-film kartun buatan Indonesia yang isinya dongeng sejarah, bahkan produsen film Indonesia juga ada yang membuat film tema anak-anak, seperti film Petualangan Sherina yang laris banget dan Joshua Oh Joshua, pokoknya dunia anak-anak hidup banget deh. Malah, sampe-sampe orang tua juga sering mengkonsumsi acara anak-anak.

Beberapa tahun ke depannya, entah seiring dengan apa, yang jelas sekarang semuanya udah redup.

Kita lihat,
1.
Di kontes penyanyi cilik, lagu-lagu yang dinyanyikan pasti kebanyakan lagu-lagu dewasa yang bertema cinta-cintaan.
2.
Sinetron-sinetron yang sangat nggak bermutu semakin menjalar makmur di Indonesia, sampe anak-anak banyak yang terpaksa menyaksikan sinetron nggak jelas, karena jarangnya acara televisi yang berbau edukasi, khususnya untuk anak-anak.
3.
HP (HandPhone) udah jadi pegangan wajib untuk kebanyakan anak-anak SD. Padahal HP bisa dimanfaatkan buat dijadiin fasilitas yang nggak baik, bahkan merugikan dan merusak, sedangkan anak-anak masih butuh bimbingan dan pendidikan untuk membedakan mana yang baik dan benar.
4.
dan masih banyak lagi yang lambat laun bisa mengubah pola pikir anak-anak, yang seharusnya tidak hanya untuk direnungkan, tapi harus ada solusinya..............

Bayu agak setuju dengan pendapat yang menyatakan bahwa untuk melihat negara dan bangsa lihatlah dari pemudanya, semakin baik kualitas moral dan pemikiran pemudanya, semakin majulah negara dan bangsanya, serta sebaliknya. Untuk itu, dengan menelaah ini semua, tentu kita harus menyelamatkan moral-moral anak negeri ini yang semakin rapuh dengan banyaknya perusak moral generasi muda.

Di sini Bayu cuma mau ngebuka topik untuk sekedar dibuka kembali masa-masa kecil kita yang cukup beruntung dibandingkan masa sekarang yang banyak keterbatasan dan kemunduran. Di lain hal, semoga yang baca ini, bisa berpikir tentang apa yang terjadi saat ini dan mau merenungkannya, sehingga dapat sekalian evaluasi diri. Sebaik apapun solusi, entah tentang permasalahan yang dibahas ini atau permasalahan-permasalahan lainnya, semua tidak akan berhasil jika tidak perubahan dari masing-masing individu. Jadi, inti dari semua ini adalah kita sendiri yang bisa menentukan mau di bawa ke arah manakah masa depan kita. Seperti kata seorang Abdullah Gymnastiar, "mulai dari hal yang kecil, mulai dari diri sendiri, dan mulai dari saat ini."

1 comments:

Anonymous said...

Dayat:

Yup, mulai dari diri sendiri..

Post a Comment